Uskup Agung Semarang Mgr Johanes Maria Pujasumarta menyampaikan beberapa pesan dan amanat penting terutama menyikapi situasi dan kondisi yang terjadi di Indonesia. Hal itu disampaikannya dalam pesan Paskah pada ibadah jumat agung pagi ini.
Dirinya melihat bahwa sikap intoleran dan perilaku kekerasan yang dibiarkan yang berlangsung saat ini, telah mengantarkan pada situasi kacau balau karena premanisme. "Saya merasa prihatin dengan pelaku kekerasan ini, ternyata dilakukan warga masyarakat sendiri yang didukung oleh pihak-pihak tertentu yang seharusnya menjamin keamanan negeri ini," katanya di Semarang, Jumat (29/3).
Johanes menilai bahwa arus spiral kekerasan dipersonifikasikan dengan kematian karena menjadi korban dari penguasa negara bersama penguasa politik saat itu. Yesus menjawab berbagai tuduhan dengan diam karena dialog tidak bisa dilakukan jika ada kekerasan.
"Oleh karenanya Paskah mengamanatkan kepada kita untuk mengubah hati yang keras membatu menjadi hati manusiawi, mampu mendengarkan suara kebenaran dan memperjuangkan kebenaran dengan semangat marturia," ungkapnya.
Selain itu dalam ruang publik yang tunaadab karena kekerasan, tidak dibenarkan melakukan kekerasan untuk melawan kekerasan karena kekerasan bukan solusi menyelesaikan masalah. "Ancaman kekerasan dan tindak kekerasan sebagai cara menyelesaikan masalah tidak hanya terjadi pada zaman dahulu, tetapi juga sekarang ini," tambahnya.
Ribuan umat melaksanakan jumat agung secara tertib dan khidmat di Semarang. Dengan kawalan aparat keamanan yang berjaga sejak misa perjamuan kamis malam, situasi berlangsung kondusif.
Sumber : berbagai sumber